Palembang Independen – Desa Rambutan yang berada di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu wilayah dengan sektor ekonominya sebagian besar adalah pertanian dan peternakan.
Menurut informasi dari Pemerintah Kabupaten Banyuasin, desa ini sangat cocok untuk peternakan, khususnya ternak kerbau rawa atau lebih dikenal Kerbau Pampangan.
Karena dukungan kondisi geografis memanfaatkan lahan rawa lebak yang tidak dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan pertanian akibat tinggi dan lamanya genangan air.
Kelompok Tani (Poktan) Harapan Bersama Desa Rambutan sudah lama melakukan usaha budidaya ternak kerbau. Namun sistim pemeliharaannya dengan cara tradisional.
Sehingga mengakibatkan produksinya sangat rendah, bahkan kalau dihitung secara ekonomi, usaha yang dilakukan kurang menguntungkan.
Berdasarkan kondisi ini, Program Studi Teknologi dan Industri Pakan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melakukan workshop dengan sentuhan teknologi. Workshop dan Pembuatan Produksi Pellet Ransum, khusus pakan berbahan baku lokai sebagai sumber nutrisi untuk makanan ternak kerbau.
“Kami melihat di Desa Rambutan ini. Masyarakatnya masih memiliki keterbatasan pengetahuan dalam penguasaan teknologi khususnya pakan. Oleh karena itu, kami melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan ini ditujukan untuk memanfaatkan sumber daya lokal yang berlimpah seperti jerami padi, legum rawa, bungkil sawit, molases, bekatul dan dedak sebagai pakan ternak kerbau,” papar Dr. Agr. Asep Indra Munawar Ali SPt, M.Si selaku ketua tim, Sabtu (15/10).
Teknik pelatihan yang digagas oleh Tim Pengabdian Jurusan Peternakan yang diintroduksikan ke Kelompok Tani Harapan Bersama mengatasi masalah ketersediaan Pangan Pellet Ransum.
Produksi Pellet Ransum yang dilakukan dalam menjaga pemenuhan pakan ternak sepanjang masa dan bisa tahan.
Pakan ternak yang di produksi tidak harus dalam kondisi segar setiap harinya. Namun diharapkan mampu menjadi pakan ransum yang dapat diberikan ke ternak selama waktu satu minggu, dua inggu dan seterusnya. Pembuatan pakan Pellet Ransum yang merupakan transfer a ih teknolagi ini benarbenar mampu mengatasi masalah kelompok peternak kerbau di Desa Rambutan, Banyuasin.
“Pelatihan pembuatan produk Pellet Ransum ini sangat didukung oleh banyaknya limbah industri pertanian di Desa Rambutan, Banyuasin ini. Bahan-bahan tersebut seperti molases dari pabrik tebu, bekatul dari penggilingan padi, limbah dari pabrik sawit, serta limbah pertanian lainnya. Dapat kita olah menjadi pakan ternak karena belum dimanfaatkan secara optimal sebelumnya oleh para peternak,” katanya.
Jadi, dari semula berpotensi sebagai pencemar lingkungan. Sekarang justru dapat dimanfaatkan oleh peternak.
“Kegiatan ini berdasarkan penelitian kami sebelumnya. Di mana, limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi ternak dengan merubahnya menjadi pakan utama maupun pakan suplemen melalui tambahan teknologi yang sangat sederhana”, jelas Dr. Agr. Asep Indra Munawar Ali.
Produksi Pellet Ransum Lengkap yang dilatihkan ke kelompok peternak Harapan Bersama Desa Rambutan, Banyuasin ini merupakan pakan pemacu sumber protein, non protein nitrogen, seka igus energi dan mineral yang banyak dibutuhkan ternak kerbau.
Bahan-bahan ini berbentuk padat yang kaya dengan zat-zat makanan. Bahan pembuat utama pembuatan Pellet yang dilatihkan ke Kelompok Ternak Harapan Bersama ini berupa jerami, urea, dedak, bekatul, bungkil sawit, molases mineral dan legume rawa serta bahan-bahan lainnya yang memiliki kandungan protein dan mineral yang baik.
Kelompok Ternak Harapan Bersama merasa berterima kasih dengan kegiatan Tim Pengabdian Unsri ini dan mereka mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Karena pemberian pellet ransum lengkap ini dapat penambahan supplemen pada ternak meraka. Pakan ini juga membentuk asam amino yang dibutuhkan oleh kerbau mereka.
Serta membantu meningkatkan pencernaan pakan yang sulit dicerna dengan cara menstabilkan kondisi keasaman (pH) di dalam rumen. (Ril)