Griya Literasi

Palembang Independen – Hiruk pikuk pesta demokrasi sudah mulai terlihat didepan mata menuju pemilu 2024 sejak di umumkan di linimasa oleh ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia , Hasyim Asyari pada 14 juni 2022 dengan penyebutan tahapan awal pelengkapan perencanaan program kerja hingga berakhir pada 14 Desember 2022.

Lalu dilanjutkan pembukaan pencalonan anggota DPR ,DPRD provinsi, DPRD Kabupaten/Kota pada 24 April 2023 hingga 25 November 2023 , pencalonan presiden dan wakil presiden 19 Oktober 2023 sampai 25 November 2023 , dilanjutkan masa kampanye pemilu 28 November 2023 hingga 10 Febuari 2024.

Para tokoh tokoh politisi mulai sibuk melakukan berbagai macam cara guna menarik suara untuk memenangkan pesta demokrasi pada 2024 namun bisa kita lihat secara jelas beberapa partai terlihat masih senyap dan beberapa partai besar lain mulai melakukan political marketing besar besaran.

Apakah pada 2024 partai islam ini mampu mendapatkan kursi kembali ?

Yang saat ini menjadi perhatian besar bagaimana dengan partai islam , meskipun beberapa perwakilan diantaranya sudah terlihat muncul bersuara dengan melancarkan strategi koalisi dan mulai melakukan pendekatan terhadap rakyat dengan jargon menjanjikan kesejahteraan masyarakat, namun jika dilihat beberapa tahun terakhir hingga saat ini partai islam dinilai mengalami penurunan eksistensi faktor menurunnya eksistensi di masyarakat diantaranya karena kurangnya political marketing di masyarakat dan media massa, karena hanya partai partai besar saja yang besar besaran menggencarkan promosi.

Seusai diumumkan pembukaan tahapan pertama menuju pemilu 2024 pada juni lalu sudah tiga bulan berlalu pun pergerakan dari partai islam dinilai masih belum terlihat signifikan ditakutkan ketertinggalan ini menyebab kan kehilangan suara dan kepercayaan dari masyarakat karena tidak terlihatnya promosi atau political branding dari partai partai ini.

Untuk membuktikan mulai kurangnya eksistensi dari partai beberapa pertanyaan diajukan pada masyarakat sekitar berkaitan dengan partai islam ini namun hanya dua diantaranya yang dapat mereka kenali dan ingat dengan baik.

Pada data yang ada di pemilu 2019 kursi yang diduduki partai islam dinilai baik diantaranya pada partai PKB yang dinilai memenuhi ambang batas dengan presentase 9,69% , PKS 8,21% , PAN 6,84% , PPP 4,52% dan namun PBB dinilai tidak memenuhi ambang batas 0,79% , Angka presentase yang baik ini pun akan hilang jika partai islam terus mengalami penurunan eksistensi dan popularitas maka dapat dipastikan partai islam akan kehilangan kesempatan di kursi kekuasaan pada 2024 mendatang.

Semoga saja para partai islam mampu mengejar ketertinggalan dengan mulai melakukan pemasaran politik , yang dimaksudkan disini secara substantif tidak jauh berbeda dengan penyuluhan , sosialisasi dan kampanye ringan.

Penulis : Feny Dewinta S. Mahasiswa Politik Islam, UIN Raden Fatah Palembang

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *