Palembang Independen – “Sang Penjaga” Pengkemasan Adat Tradisi Tunggu Tubang Suku Semende , Sumatera Selatan Ke dalam Bentuk Seni Pertunjukan “ bakal di tampilkan tanggal pada 17 Desember di pelataran Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.
“Jadi ini sebenarnya uraian daripada esensi adat istiadat Suku Semende yang dikemas dalam bentuk seni pertunjukkan ,” kata koreografer karya “Sang Penjaga” Pengkemasan Adat Tradisi Tunggu Tubang Suku Semende , Sumatera Selatan, Nurdin S. Pd., M.Sn saat ditemui di sela-sela proses latihannya, Kamis (8/12) sore.
Dalam pertunjukkan ini di dalamnya terdapat tari musik dan drama yang dikemas menjadi satu bentuk seni pertunjukan yg utuh, dimana dirinya ingin mengangkat gejolak jiwa calon penunggu tubang yang saat ini berada di persimpangan zaman.
“ Mereka kebanyakan kuliah di kota , dia dapat kerjaan , dapat suami yang hidupnya mapan tiba-tiba dipaksa untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai penunggu tubang, tidak sedikit dari mereka menolak dan berontak untuk tidak menerima kenyataan itu namun tidak sedikit pula yg pasrah menerima takdirnya, hal ini pun terjadi pada nenek mertua yg turun kepada ibu mertua sampai turun lagi kepada istri saya yang notabenenya meraka menolak ketentuan adat yang harusnya mereka terima. Dan hal ini pulalah yang menjadi ide dasar pemikiran saya untuk menjadikan konflik batin ini menjadi sebuah karya seni pertunjukan” kata dosen pendidikan seni pertunjukkan di Universitas PGRI Palembang.
Sedangkan untuk penari yang dilibatkan dalam karya ini berjumlah 50 orang dari berbagai macam usia mulai dari anak-anak , remaja, dewasa, ibu-ibu hingga lansia yang mereka semua ini merupakan suku perempuan semende yang berdomisili di Kota Palembang.
“ proses Latihan ini Sdh dimulai dari november awal jadi kurang lebih nanti satu bulan setengah dan berdurasi lebih kurang 1 jam,” imbuh ketua dan Founder sanggar seni dinda Bestari.
Karya ini sepenuhnya di support oleh Kemedikbud, LPDP, dengan Dana Indonesiana serta disupport pula oleh dinas kebudayaan Kota Palembang.
Selain itu menurut Nurdin karya “Sang Penjaga” ini merupakan hasil seleksi proposal pendayagunaan ruang publik perorangan dari program dana Indonesiana 2022 dengan judul “Pengkemasan Adat Tradisi Tunggu Tubang Suku Semende , Sumatera Selatan Ke Dalam Bentuk Seni Pertunjukan.
“ Kalau tahun-tahun kemarin pernah ada program lain dan aku alhamdulilah menjadi angkatan pertama untuk Palembang mendapatkan program bantuan dana Indonesiana tahun 2022 krn program ini baru diadakan pada tahun ini” katanya.
Dana Indonesiana ini menurutnya diberikan pemerintah melalui Kementerian pendidikan dan kebudayaan bersama LPDP Lembaga pengelola dana pendidikan untuk membantu para seniman dan pelaku seni dan budaya berkembang dan meraih prestasi serta menyalurkan ekspresi.
Saat mengajukan proposal untuk mendapatkan dana Indonesiana ini dirinya harus mengikuti serangkaian seleksi mulai dari seleksi substansi, seleksi administrasi dan jika dinyatakan lulus dilakukan pembinaan proposal penyempurnaan.
“Bulan 9 kemarin kami ke Jakarta setelah kami di nyatakan lolos lalu kami ikut lokakarya dari tanggal 20 sampai 23 September,” katanya.
“Melalui karya ini saya berharap semoga teman2 seniman dan pelaku budaya lainnya lebih peka akan bantuan bantuan yang disediakan oleh pemerintah untuk kita dalam berkarya dan membangun ekosistem kebudayaan khususnya kita di Kota Palembang” tutupnya. (Ril)