Palembang Independen – Dalam rangkaian kunjungan kerja (Kunkernya) di Kabupaten Lahat, Sabtu (17/12), Gubernur Sumsel H Herman Deru meresmikan dimulainya Renovasi Monumen Perjuangan Rakyat Tanjung Sakti yang terletak di Desa Batu Rancing Kecamatan Tanjung Sakti Pumu.
Dalam sambutannya saat meresmikan dimulainya Renovasi Monumen Perjuangan Rakyat Tanjung Sakti tersebut menjadikan Tanjung Sakti akan lebih dikenal masyarakat karena keistimewaannya. Karena daerah itu sebelumnya sempat dijadikan sebagai pusat pemerintahan sementara di Sumsel.
“Tanjung sakti adalah kecamatan yang istimewa di Sumsel, karena jika kita lihat dari sejarah disini Tanjung Sakti pernah menjadi pengendalian pusat pemerintahan pada saat itu,” kata Herman Deru
Lebih jauh Herman Deru menuturkan sudah seharusnya monumen perjuangan yang ada di Desa Batu Rancing itu dijadikan sebagai monumen sakral dalam mengenang para jasa para tokoh setempat yang telah berupaya menjalankan pemerintahan sementara di daerahnya pada masa zaman penjajahan Belanda.
“Monumen ini sebagai saksi, dimana para tokoh berjuang kita pernah menjalankan roda pemerintahan disaat Kota Palembang diduduki Belanda. Karena itu sudah sepantasnya kita lakukan renovasi sebagai bentuk penghormatan kita pada mereka,” imbuhnya.
Lebih jauh Herman Deru berharap Tanjung Sakti menjadi motivasi bagi warga Sumsel dalam melanjutkan perjuangan dalam membangun daerah. Terlebih warga asal Tanjung Sakti telah banyak menorehkan prestasi dikancah nasional sehingga menjadikan daerah itukian dikenal di luar Sumsel.
“Tidak heran jika warga Tanjung Sakti banyak yang menduduki posisi penting baik dilevel di daerah maupun di kancah nasional,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Herman Deru berkesempatan mensosialisasikan Gerakan Sumsel Mandri Pangan (GSMP) kepada masyarakat Tanjung Sakti. Bahkan Herman Deru berkeyakinan GSMP akan berjalan dengan sukses dikawasan itu karena kondisi alam dan tanahnya yang subur.
“Kita harus mandiri, Kita bisa menghasilkan sendiri, sebab lihat tanah disini subur ditambah dengan kekayaan alamnya yang luar biasa,” ucap Herman Deru.
Gubernur juga menegaskan, dirinya sengaja melakukan kunjungan kerja di Tanjung Sakti Kabupaten Lahat guna mendengarkan langsung aspirasi masyarakat sekitar.
“Meskipun Tanjung Sakti letaknya jauh, tetap masyarakatnya merasa diperhatikan. Saya sengaja datang kesini untuk mengetahui apa yang dibutukan masyarakat,” tambahnya.
Dia juga berharap para anggota DPRD khususnya Dapil Tanjung Sakti bisa menjadi jembatan bagi dirinya kepada Masyarakat.
“Saya minta anggota DPRD Dapil sini, bisa menjadi jembatan bagi saya sengan masyarakat, sehingga saya nantinya bisa dengan mudah membantu apa yang dibutuhman masyarakat,” pungkasnya.
Sebelum peresmian Renovasi Monumen Perjuangan Rakyat Tanjung Sakti, Gubernur Herman Deru meninjau SMA Negeri 1 Desa Batu Rancing Pumu yang sempat mengalami kerusakan akibat banjir.
Dalam tinjauannya Herman Deru berjanji akan memperbaiki kerusakan yang terjadi melalui Dinas Pendidikan.
Masih dalam lawatannya di Kabupaten Lahat, Herman Deru menandatangani Prasasti Rumah Pembarap Amat sebagai salah satu bangunan bersejarah bagi masyarakat Tanjung Sakti.
Rumah Pembarap Amat dibangun pada tahun 1947 dan pernah digunakan sebagai Markas Residen Abdul Rozak selana mengungsi di Batu Rancing, Tanjung Sakti.
Diketahui, Tanjung Sakti pernah menjadi basis pertahanan TNI, yakni sebagai Markas Sub Teritorial Palembang (STP) yang dipimpin oleh Kolonel Bambang Utoyo dan menjadi Pusat Keresidenan Palembang yang dipimpin oleh Abdul Rozak.
Tokoh Masyarakat Tanjung Sakti yang juga sebagai Anggota DPRD Sumsel, Budiarto Marsul berharap monumen yang telah diresmikan menjadi motivasi bagi generasi selanjutnya.
“Kami bangga bahwa kecamatan Tanjung Sakti ini pernah menjadi tempat bersejarah, sebagai masyarakat kami akan menjaga dengan baik peninggalan ini,” tandasnya. (*)