Griya Literasi

Palembang Independen – Sendratari “Sang Penjaga”, pengemasan adat tradisi Tunggu Tubang Suku Semende Sumatra Selatan yang  diprakarsai oleh Nurdin tampil memukau. Pertunjukan ini digelar pada Sabtu, (17/12) malam di pelataran Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.

Dimulai dengan lantunan sastra tutur guritan Semende, pertunjukkan yang menampilkan tari,  drama dan musik mengekspresikan persoalan adat istiadat Tunggu Tubang. Para pelaku mampu memukau ratusan penonton di pelataran Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Para pemeran utama adalah Isnayanti Syafrida sebagai Nineng, Sari Aprilianti sebagai Ndung dan Salwa Pratiwi sebagai Cucung mampu mewakili tiga generasi Tunggu Tubang. Nineng mengkhawatirkan keberlanjutan adat tunggu tubang, sementara anak dan apalagi cucunya sudah masuk ke dalam zaman yang berbeda.

Begitulah esensi pertunjukan adat istiadat Suku Semende yang mengangkat gejolak jiwa penunggu tubang yang berada di persimpangan zaman.

Pertunjukkan ini diperkuat oleh budayawan Palembang Vebri Al Lintani sebagai pengarah budaya, Hasan sebagai sutradara, Rio sebagai penata musiknya, Riko sebagai Asisten Penata Musik dan Erick, Geger dan Ergo sebagai Asisten Koreo dan melibatkan 50 pelaku seni dari berbagai sanggar seni di Palembang.

Kegiatan ini merupakan program hibah seni Pemanfaat Ruang Publik LPDP perorangan yang diterima oleh Nurdin dari dana Indonesiana Kemedikbud.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Agus Rizal mengapresiasi kegiatan ini.

“Kami sangat senang adanya kegiatan yang memanfaatkan Museum SMB II yang berlatar belakang sejarah KPD”, kata Agus.

Agus berharap, tahun depan akan lebih banyak lagi yang memanfaatkan pelataran Museum SMB II untuk ekspresi kesenian.

“Pertunjukan Nurdin malam ini bisa jadi contoh yang baik”, tambah Agus.

Sementara itu, Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja, S.H. M.Kn yang hadir dalam pertunjukkan tersebut mengapresiasi pertunjukkan “Sang Penjaga”.

Menurut Sultan pelataran SMB II ini memang cantik dijadikan latar belakang pertunjukan ke depannya.

“Pertunjukkan ini sangat bagus untuk menarik  animo masyarakat  agar memerkuat  kearifan lokal kita disini. Kami berharap setiap bulan atau setiap akhir pekan di gelar acara di tempat ini sehingga masyarakat seni bisa berekspresi” katanya.

Sedangkan Koreografer karya “Sang Penjaga”, Nurdin S. Pd., M. Sn berharap dirinya menjadi bagian kecil orang atau pelaku budaya yang turut membangun eko sistim kebudayaan di kota Palembang.

“Kemudian merangsang teman-teman yang lain untuk menggeliatkan  eko sistim  kesenian /kebudayaan di kota Palembang,” katanya. (*)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *