Palembang Independen – Pasangan yang tengah viral di berbagai media sosial, Anjas dan Dona Wulandari di Sumatera Selatan saling tuding terkait batalnya pernikahan mereka akibat kurangnya mahar sebesar 700 ribu.
Seperti diketahui sebelumnya bahwa Anjas dan Dona akan merencanakan pernikahannya pada Minggu, (18/12) lalu. Namun acara tersebut batal sehari sebelum akad nikah dilangsungkan pada Sabtu, (17/12).
Sebelumnya, pihak Anjas mengatakan batalnya pernikahan tersebut karena pihak wanita tidak menerima kurangnya uang sebesar Rp 700 ribu. Menurut pihak Anjas bahwa uang sebesar Rp 700 ribu tersebut akan tetap diberikan kepada pihak mempelai wanita.
“Iya benar, itu adik saya yang mengalami kejadian itu,” ujar kakak Anjas, Elsa dilansir dari detikSumut terkait pengakuannya dalam video viral itu, Jumat (23/12).
Dalam video yang viral tersebut, Elsa menjelaskan bahwa pada H-1 acara ijab kabul, rencana pernikahan mereka dibatalkan. Pernikahan tersebut batal karena kurangnya mahar Rp 700 ribu yang diberikan Anjas kepada Dona.
“Uang yang kurang Rp 6,7 juta diminta pihak wanita pas H-1. Sama orang tua saya tadi dikasihlah Rp 6 juta, kurang Rp 700 ribu. Uang Rp 6 juta itu dipegang dulu, maksud hati orang tua saya, nanti uang Rp 700 ribu dikasih lagi,” terang Elsa.
Sementara itu, Dona Wulandari buka suara dan membantah tudingan mahar kurang Rp 700 ribu terkait batalnya pernikahannya dengan anjas.
“Saya ini memang benar adanya batal nikah, tapi bukan dari pihak saya melainkan dari pihak mempelai pria. Penyebabnya batal karena kesalahpahaman, alasannya mungkin karena mereka tidak terima,” ungkap Dona memberikan klarifikasi kepada wartawan di Mapolsek Pengandonan, Ogan Komering Ulu (OKU), dilansir dariĀ detikSumut, Kamis (29/12).
Dona menerangkan bahwa tidak benar terkait pernikahan batal tersebut sejumlah tudingan dilontarkan kepadanya. Ia menyebut dibatalkannya pernikahannya karena hanya akal-akalan pihak pria.
“Adanya pintu dibanting, itu tidak benar. Saya tidak pernah membanting pintu, dan tidak benar saya keluarkan kata-kata tidak pantas,” katanya.
“mereka itu hanya beralasan dengan gagalnya pernikahan. Bukan karena Rp 700 ribu kurang. Pernikahan dibatalkan itu hanya akal-akalan mereka” Jelasnya.
Dona membantah menerima mahar dari pihak calon mempelai laki-laki berupa tunai sebesar Rp 35 juta, emas dua suku, dan kain songket. Ia mengatakan secara ikhlas keluarga Anjas memberikan uang tersebut di malam pembatalan nikah.
“Kita ada rekaman, pada malam itu meraka sudah mengikhlaskan uang Rp 35jt itu yang disaksikan Kepala Desa, Sekretaris Desa, perangkat desa, kedua orang tua saya dan saya sendiri” Katanya
Dona juga mengatakan, uang senilai Rp 6,7 juta, emas dua suku dan sebuah songket sudah dikembalikan pihaknya ke pihak anjas setelah pernikahan yang dibatalkan itu. Sementara itu pihak Anjas yang memberikan uang Rp 35 juta ke pihaknya itu sudah habis guna keperluan pernikahan yang tinggal sehari.
Uang Rp 6,7 juta dan emas dua suku beserta songket saya kembalikan di malam itu, dan di saksikan saksi-saksi. Uang Rp 35 juta sudah habis digunakan.
“Uang tersebut digunakan untuk beli sembako, buat hajatan, sewa dekorasi. Untuk gaun pengantin yang dibeli tidak dikembalikan karena ada di saya satu dan mereka satu. Selanjutnya untuk membayar buku nikah sebesar Rp 1,2 Juta,” jelasnya
Selanjutnya Dona menjelaskan, bahwa tidak benar empat kali dirinya gagal menikah seperti yang dikabarkan. Ia mengatakan baru sekali batal menikah yaitu dengan Anjas.
“Tidak benar Saya empat kali gagal nikah. Ini pertama kali dan langsung viral. Saya di Fajar Bulan tempat saudara hadiri acara syukuran bukan saya melarikan diri”, pungkasnya (*)