Masjid ki muara ogan merupakan salah satu masjid tradisional tertua yang masih aktif digunakan di palembang. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini adalah pusat aktivitas dakwah, sosial, dan pendidikan masyarakat. Letaknya berada di kelurahan kertapati, tepat di pertemuan sungai musi dan sungai ogan, dua jalur air yang pada masa lampau merupakan rute perdagangan dan dakwah islam di wilayah sumatera selatan. Masjid ini menjadi saksi sejarah bagaimana islam tumbuh di palembang melalui pendekatan damai, interaksi sosial, dan perdagangan sungai. Pembangunannya tidak hanya ditujukan untuk ibadah, tetapi untuk membangun peradaban islam melayu.
- Pendiri Dan Asal-Usul Masjid
Masjid ini didirikan oleh masagus haji abdul hamid, lebih dikenal sebagai KI marogan atau KI masagus ogan. Beliau adalah ulama, pedagang, dan tokoh masyarakat yang berperan penting dalam penyebaran islam. Dari riwayat lisan masyarakat, ki marogan berdakwah melalui jalur sungai, berdialog dengan para penduduk, memberi pendidikan agama, serta membangun fasilitas ibadah. Pembangunan masjid diperkirakan dimulai pada abad ke-19. Pada masa itu, sungai adalah jalur transportasi utama sehingga masjid ini menjadi titik singgah bagi banyak pendatang dari daerah lain.
- Artefak dan benda dakwah

Di dalam masjid tersimpan beberapa artefak penting berupa pakaian, kitab dakwah, sorban, tongkat, dan benda keagamaan lain yang diyakini merupakan peninggalan ki marogan. Artefak-artefak ini disimpan di dalam etalase kaca dan dirawat oleh pengurus masjid. Sebagai bukti sejarah, artefak ini menjadi sumber informasi mengenai tradisi dakwah masa lampau dan sistem pendidikan islam tradisional yang diterapkan di palembang. Benda ini juga menjadi bukti bahwa masjid ini dulunya adalah pusat kajian agama.
- Prasasti Wakaf Dan Legalitas
Keberadaan prasasti wakaf menunjukkan bahwa masjid ini resmi diwakafkan dan dilindungi secara hukum. Dalam Islam, wakaf berarti menyerahkan harta untuk kepentingan umat, dan tidak boleh diperjualbelikan. Prasasti ini adalah bukti penting bahwa masjid dijaga untuk generasi mendatang. Wakaf masjid ini menunjukkan komitmen kuat masyarakat dan pendirinya dalam menjaga sarana ibadah. Selain itu, wakaf menjadi bagian dari budaya masyarakat Melayu-Islam yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan.
- Kompleks Pemakaman Tua
Kompleks pemakaman di sekitar masjid menjadi bukti bahwa kawasan ini telah dihuni masyarakat muslim selama ratusan tahun. Beberapa makam memiliki keramik, batu nisan tradisional, dan ciri khas Melayu. Pemakaman ini menunjukkan peran masjid sebagai pusat kehidupan sosial dan spiritual. Sebagian makam mulai mengalami kerusakan karena usia, sehingga perlu dilakukan perawatan agar tidak hilang ditelan waktu.
- Arsitektur Masjid
Arsitektur masjid ini menggabungkan unsur islam nusantara dan melayu palembang. Atap limas bertingkat terinspirasi dari rumah adat palembang dan berfungsi memaksimalkan sirkulasi udara. Struktur bangunannya berbahan kayu kuat, menggunakan teknik konstruksi tradisional. Ukiran-ukiran berupa sulur tumbuhan pada mimbar, pintu, dan bagian dalam masjid melambangkan kesuburan, keagungan, dan keindahan alam. Selain sebagai estetika, ornamen ini memiliki filosofi spiritual seperti kesucian dan keikhlasan. Teknologi bangunan tradisional tampak dari konstruksinya yang tetap kokoh meski berada di tepi sungai. Bangunan ini juga dirancang agar tidak mudah terdampak banjir, membuktikan kecerdasan arsitektur lokal.
- Fungsi Sosial Dan Budaya
Masjid Ki Muara Ogan sejak dahulu menjadi pusat kegiatan masyarakat seperti pengajian, kajian Al-Qur’an, majelis ilmu, kegiatan pemuda, dan tempat diskusi warga. Sungai yang melintas di depan masjid juga membuatnya menjadi titik penghubung bagi pedagang dan masyarakat dari daerah lain. Pada acara tertentu seperti Maulid Nabi, Isra Mi’raj, dan kegiatan keagamaan lainnya, masjid ini menjadi tempat berkumpulnya warga. Fungsi sosial yang kuat ini membuat masjid menjadi pusat peradaban Islam setempat.
- Tantangan Pelestarian
Karena usianya yang sangat lama, masjid ini menghadapi tantangan seperti kerusakan struktur kayu, perubahan cuaca, dan modernisasi lingkungan. Renovasi yang tidak tepat dikhawatirkan dapat menghilangkan nilai aslinya. Masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama melakukan perawatan agar bangunan tetap kokoh dan bersejarah. Jika dikelola dengan baik, masjid ini dapat menjadi pusat wisata religi dan edukasi sejarah Islam di Palembang.
- Fungsi Sosial Dan Budaya
Masjid Ki Muara Ogan sejak dahulu menjadi pusat kegiatan masyarakat seperti pengajian, kajian Al-Qur’an, majelis ilmu, kegiatan pemuda, dan tempat diskusi warga. Sungai yang melintas di depan masjid juga membuatnya menjadi titik penghubung bagi pedagang dan masyarakat dari daerah lain. Pada acara tertentu seperti Maulid Nabi, Isra Mi’raj, dan kegiatan keagamaan lainnya, masjid ini menjadi tempat berkumpulnya warga. Fungsi sosial yang kuat ini membuat masjid menjadi pusat peradaban Islam setempat.
- Tantangan Pelestarian
Karena usianya yang sangat lama, masjid ini menghadapi tantangan seperti kerusakan struktur kayu, perubahan cuaca, dan modernisasi lingkungan. Renovasi yang tidak tepat dikhawatirkan dapat menghilangkan nilai aslinya. Masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama melakukan perawatan agar bangunan tetap kokoh dan bersejarah. Jika dikelola dengan baik, masjid ini dapat menjadi pusat wisata religi dan edukasi sejarah Islam di Palembang.
- Kesimpulan
Masjid Ki Muara Ogan adalah warisan sejarah Islam yang sangat penting. Mulai dari pendirinya, artefak dakwah, bangunan tradisional, hingga peran sosialnya, masjid ini menjadi bukti kejayaan Islam Melayu di Palembang. Melalui pelestarian, dokumentasi, dan edukasi, nilai sejarah masjid ini dapat terus diwariskan.
Ditulis oleh:
Fermansyah (25041330042) Ari Mustada (25051330055)Gita Andini Hrp(25151330058) Yunita Rahmadona (25041330039)
Isi dari artikel ini tidak mewakili redaksi




