Griya Literasi

Palembang Independen – Deputi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel, Nurcahyo Heru Prasetyo mengungkapkan sepanjang tahun 2022 perekonomian Sumsel tercatat menggembirakan serta mendapatkan hasil yang tinggi bahkan mampu bangkit lebih cepat. Apresiasi tersebut dikatakannya saat menghadiri Pertemuan Tahunan BI 2022 di Hotel Arista, Rabu (30/11) siang.

” Perekonomian Sumsel Sepanjang tahun 2022 tinggi dan mampu bangkit lebih cepat. Bahkan pada Triwulan 2 pertumbuhan ekonomi pencapaiannya bisa sebagaimana sebelum pandemi Covid-19,” jelas Nurcahyo.

Dalam kesempatan itu, Ia juga menyampaikan apresiasi pada Gubernur Sumsel H. Herman Deru yang telah mengawal perekonomian selama ini. Termasuk upaya Gubernur Herman Deru yang komitmen mensinergikan semua pihak sehingga berhasil mengendalikan inflasi bahkan masuk 10 Provinsi terbaik dalam mengendalikan inflasi di Indonesia.

Dalam kesempatan itu Nurcahyo juga memaparkan tiga hal penting menindaklanjuti arahan Presiden RI dan BI pusat. Yakni meminta semua meningkatkan semangat optimisme untuk menjaga keberlangsungan pemulihan ekonomi dan mewaspadai ekonomi kedepan.

Selanjutnya adalah meningkatkan sinergitas, inovasi yang dapat memperkuat tantangan yanh semakin berat agar ekonomi tetap kuat dan memiliki daya tahan.

” Ketiga adalah reformasi struktural untuk memperkuat daya saing untuk meningkatkan daya saing mendukung Indonesia maju,” jelasnya.

Sementara itu Gubernur Sumsel H. Herman Deru melalui Sekda Provinsi Sumsel Ir. S.A. Supriono menyambut baik atas terselenggaranya acara pertemuan tahunan  tersebut. Ia berharap pertemuan kali ini juga dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam upaya menggerakkan roda perekonomian daerah di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebuh jauh Ia mengatakan, bahwa tidak lama lagi tahun 2022 akan berakhir,  tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Dimana Indonesia setelah menghadapi  pandemi Covid-19 yang sangat mempengaruhi perkembangan perkonomian negara kita tidak terkecuali perekonomian global juga turut mengalami keterpurukan meskipun dapat dikewati.

Tapi di awal tahun 2022 disaat ekonomi negara sedang berbenah diri kita telah dihadapkan kembali pada kondisi ekonomi global yang masih tidak pasti yaitu krisis energy yang menyebabkan naiknya biaya energi dunia.

Hal ini juga mempengaruhi perekonomian Indonesia dengan menyebabkan kenaikan harga pada CPO dan berimbas pada harga komoditi minyak goreng.

Pada awal September 2022 yang lalu akhirnya Pemerintah Pusat mengumumkan kenaikan harga BBM di dalam negeri dan hal ini menyebabkan kenaikan harga pada komoditi-komoditi pangan pokok dan penting lainnya, serta biaya kebutuhan hidup meningkat. Tingkat Inflasi Daerah maupun nasional pun merangkan naik.

Menurutnya melonjaknya tingkat inflasi tidak hanya terjadi di negara Indonesia, namun negara-negara di eropa mengalami keterpurukan ekonomi lebih parah, biaya listrik dan harga pangan di eropa melonjak akibat invasi Rusia ke Ukrania, gelombang protes dan aksi mogok massal menyebar di eropa.

Negara Indonesia menurutnya juga tidak luput dari imbasnya kondisi krisis ekonomi dunia, namun tidak separah yang terjadi di negara-negara eropa dan beberapa di Asia.  Pemerintah Indonesia awalnya telah berupaya dan mengantisipasi agar tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sampai terpuruk akibat dari krisis energy.

Pemerintah secara aktif melalui Kementerian-Kementerian terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat berkoordinasi aktif dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah seluruh Indonesia untuk mengawal tingkat inflasi Nasional  dan Daerah.

Upaya Pemerintah untuk mengawal dan menjaga tingkat Inflasi Nasional hingga Daerah supaya tetap rendah dan stabil, hingga saat ini menunjukan hal yang cukup baik namun kita tetap harus waspada.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Tingkat Inflasi Tahunan Nasional pada Bulan Oktober 2022 adalah 5,71%. Walaupun tingkat inflasi tahunan pada bulan Oktober 2022 sebesar 5,71% sudah di atas target capaian nasional 3±1%. Dilihat dari tingkat inflasi di Asia Tenggara Indonesia berada pada urutan 5 besar di negara yang termasuk di tingkat inflasi rendah setelah negara Kamboja 5,4%.

“Bagaimana dengan Provinsi Sumatera Selatan. Tingkat Inflasi Tahunan Provinsi Sumatera Selatan lebih tinggi dari Tingkat Inflasi Nasional yaitu 6,51%.  Kelompok pengeluaran yang dominan menyumbang andil inflasi tahunan pada bulan Oktober 2022 adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau,” jelasnya.

Berdasarkan sumber data dari Badan Pusat Statistiik bahwa pada triwulan III Tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Nasional adalah 5,72%, sedangkan pertumbuhan ekonomi Triwulan III Provinsi Sumatera Selatan mampu tumbuh sebesar 5,34% dan telah berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi sebagaimana sebelum pandemic covid-19 dengan pertumbuhan di atas 5%.

Lebih jauh Ia mengatakan dalam rangka memitigasi ketidakpastian ekonomi ke depan yang berasal dari potensi resiko resesi ekonomi global, perlu dilakukan beberapa upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan antara lain:

a. Bersinergi untuk mendorong ralisasi investasi di Sumatera Selatan.  Untuk itu, kita bersama perlu memperbaiki iklim investasi di Sumatera Selatan termasuk kemudahan perizinan, pembiayaan usaha, ketersediaan infrastruktur.

b.Peningkatan nilai tambah komoditas unggulan Sumatera Selatan melalui hilirisasi, antara lain komoditas batubara, karet, CPO.  Salah satunya melalui proyek hilirisasi Batubara menjadi DME.

c.Mendorong digitalisasi termasuk digitalisasi Pemerintah Daerah untuk bias mendorong optimalisasi pendapatan daerah dan efisiensi belanja.

d.Mendorong pembiayaan ke pelaku usaha melalui penyaluran kredit oleh perbankan.

e.Penguatan sinergi dan koordinasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi Sumatera Selatan.

Dalam kesempatan itu dilakukan juga penyerahan penghargaan sebagai apresiasi ppada mitra binaan BI, media partner dan mitra strategis.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Danlanal Palembang Kolonel Laut (P) Widyo Sasongko, S.E. M.Tr. Hanla,  Kapolda Sumsel diwakili Kabid Keuangan Polda Sumsel Kombespol Marsoni. SH, Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Sumsel  diwakli oleh Asisten Pembinaan, Asmadi. SH.MH.

Ketua Pengadilan Tinggi Palembang yang diwakili oleh Hakim Tinggi, Efran Basusing, SH. MH. dan Pangdam II Sriwijaya  diwakili Kepala Ahli Bidang Ekonomi Kodam II Sriwijaya, Kolonel Inf. Jepson Marisano. (Ril)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *