Griya Literasi

Palembang Independen – Gubernur Sumsel H. Herman Deru berkesempatan bersilaturahmi dengan forum Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kabupaten Muaraenim, di GOR Pancasila Muaraenim, Senin ( 21/11) sore.

Iapun tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mensosilisasikan program andalannya Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP). Sebagai tokoh masyarakat di desa-desa menurutnya forum BPD memiliki peran besar untuk mengajak dan mengubah mindset masyarakat dari sebelumnya pembeli menjadi penghasil.

” Selain BPD, Kades dan Sekdes yang paling bisa diandalkan mengenalkan GSMP ini kepada warga desa adalah istri-istrinya juga. Saya minta TP PKK Provinsi dan Kabupaten masih mengenalkan ini,” jelas Herman Deru.

Para ibu-ibu tersebut lanjut dia dapat mulai bergerak mengajak warga untuk aktif bercocok tanaman kebutuhan sehari-hari seperti cabai, bawang dan lainnya. Juga memelihara hewan ternak seperti ayam, ikan sehingga mereka bisa memenuhi sendiri kebutuhan daging ikan, telur dan cabai serta bawang.

“Jadi saat harga cabai naik, harga bawang naik warga tidak perlu panik. Karena semua komoditas yang bisa memicu inflasi itu bisa dipenuhi sendiri,. Dan ibu-ibu disini perlu mencontohkan itu kepada masyarakat” jelasnya.

Menurutnya kader PKK di desa-desa tak perlu khawatir soal bibit dan benih, karena Pemprov melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan siap memfasilitasi termasuk penyediaan polybag dan lainnya.

Selain memasifkan GSMP, Gubernur Sumsel H. Herman Deru dalam kesempatan itu juga mengingatkan forum BPD mengenai pentingnya sinergitas dan soliditas.

Menurutnya berbagai capaian keberhasilan grafik angka-angka yang dipaparkan Bupati pada sidang paripurna istimewa baik penurunan angka stunting dan angka kemiskinan tidak dapat dilakukan Pemkab sendiri. Namun dapat terjadi karena adanya sinergitas dan soliditas dengan legislatif, Forkopimda hingga ke pemerintahan sampai ke tingat desa.

“Sinergitas itu hanya bisa terbangun jika ada soliditas dan kekompakan dalam hubungan keseharian. Kita tahu Muaraenum adalah kabupaten yang memiliki SDA berlimpah,  batubara, migas anugerah yang tidak memiliki daerah lain. Tidak heran jika banyak pembangunan  dr Pemprov maupun swasta. Makanya soliditas penting dijaga,” jelasnya.

Saat ini dikatakannya soliditas cenderung rawan begitupun dengan kekompakan. Gangguan tidak haya datang pada sekala besar seperti negara, provinsi namun juga sampai ke tingkat desa. Dan biasanya yang memantik perpecahan antar masyarakat tak dipungkiri adalah masalah politik. Padahal politik adalah salah satu cara untuk mengkanalisasi aspirasi masyarakat untuk masyarakat itu sendiri.

Di usianyanke-76, Muaraenim menurutnya tentu terus fokus pada pembangunan secara fisik. Padahal pembangunan itu tidak hanya berupa arsitektur maupun infastruktur namun ada pembangunan yang tak kalah penting yakni SDM. Menurut Herman Deru keduanya harus berimbang karena pembangunan infrastruktur dan arsitektur akan tetap kurang tanpa diimbangi dengan pembangunan SDM.

“Karena tantangan akan selalu semakin hebat begitupun kemajuan Jika SDM tidak kita imbangi maka kita akan jadi daerah tertinggal. Makanya ini selalu Saya tekankan,” ujarnya.

Sebagai anak Pesirah, Herman Deru mengaku paham betul tugas para perangkat desa. Dengan latar belakang kepala desa yang berbeda-beda diperlukan pembinaan yang banyak agar kepala desa tidak takut mengelola keuangan desa demi kemajuan dan perkembangan desa itu sendiri.

” Intinya Kepala Desa jangan takut yang penting perbaiki mensrea nya. Jika ragu berkonsultasi. Griya Agung selalu terbuka untuk bertanya, diskusi dan sharing,” jelasnya.

Kabupaten Muara Enim sendiri dikatakannya memiliki 326 desa dari total 2853 desa se-Provinsi Sumatera Selatan.

Badan Permusyawaratan Desa sendiri ialah wadah yang tepat bagi masyarakat desa dalam melakukan penampungan aspirasi dan keinginan dari masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti untuk mencapai kesejahteraan masyarakat desa.  (Ril)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *