Palembang Independen – Proses masa pendidikan sarjana strata satu (S1) semula maksimal tujuh tahun menjadi maksimal lima tahun berdampak positif pada mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) yang zero drop out (DO) perihal akademik pada semester empat perkuliahan.
Hal itu disampaikan oleh Rektor Universitas Sriwijaya, Prof Dr Ir H Anis Saggaf MSCE IPU ASEAN Eng usai gelar wisuda secara virtual di Gedung Tower Fakultas Hukum Unsri, Rabu (12/10) kemarin.
“Saat ini tidak ada lagi mahasiswa yang di DO pada semester empat akibat akademik. Tapi ada saja yang mengundurkan diri karena menikah atau diterima di tempat lain dan sebagainya ini positif dari program maksimal lima tahun,” ujarnya.
Anis menuturkan, salah satu penunjang dalam perkuliahan yakni nilai akademik atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) memuat laporan hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengikuti seluruh program mata kuliah selama perkuliahan apabila IPK terus rendah paka mahasiswa terancam untuk di drop out (DO).
Anis menuturkan, dalam menunjang mahasiswa mengambil mata kuliah berdasarkan pada IPK dimana IPK yang rendah akan berakibat buruk pada mahasiswa, salah satunya tidak cukup untuk mengambil mata kuliah pada semester berikutnya lantaran keterbatasan jumlah maksimal SKS yang diambil karena nilai IP/IPK mahasiswa saat itu.
“Nilai IPK yang terus-menerus rendah, tidak hanya akan memperlama masa studi mahasiswa tetapi juga bisa membuat mahasiswa di drop out (DO) dari kampus,” ungkap Anis
Lebih lanjut Anis menerangkan, dalam hal ini Universitas Sriwijaya dalam penataan akademik, konsep perkuliahan termasuk filosofinya tidak ada lagi yang susah atau terbebani selama perkuliahan seperti bimbingan susah, mata kuliah dipersulit dan sebagainya.
“Nah di unsri sudah bersih akan hal tersebut karena dosen-dosennya telah diedukasi,” terangnya.
Anis menyebutkan Unsri telah menjadi perguruan tinggi yang memasuki level Asian dimana telah digaungkan bergerak di level Asian. Sehingga selanjutnya dalam satu dekade rektor selama lima tahun kedepan dicanangkan memberi beasiswa pada mahasiswa asing untuk pembayaran uang kuliah tunggal (UKT).
“Dosen dan karyawan sudah kita berikan, juga dari kepolisian, kejaksaan, kehakiman, kodam, empat lembaga yang menjaga negara ini tpi kurang dana untuk meningkatkan pendidikan,”tuturnya.
Lebih lanjut Anis menuturkan, untuk hari ini unsri mengelar wisuda yang ke-162, sebanyak 964 mahasiswa yang di wisuda. “Memang antara Agustus dan Desember jumlah yang diwisuda lebih banyak, itu sudah dari dulu. Sama seperti Februari dan Juni, jadi wisudah di bulan April tidak terlalu banyak. Nanti dibulan Desember dan Februari itu bakalan rame, karena kemungkinan mereka menghindari pembayaran UKT semester genap,” tuturnya.
Anis menerangkan, kebijakan ini memang dibuat oleh Universitas, siapa dalam batas waktu tertentu belum selesai ia harus bayar. “Namun apabila mereka ada laporan dalam dua minggu lagi mereka akan selesai itu kami berikan toleransi,” tambah Anis.
Ketika ditanya jumlah siswa yang berprestasi, Anis menyampaikan, karena jumlah mahasiswa yang wisudanya sedikit, karena sudah banyak yang wisudah dibulan agustus kemarin. Jadi yang berprestasi itu dibawah 20 persen.
“Jumlah siswa kita yang berprestasi dibawah 20 persen karena yang diwisudah hanya sedikit, namun untuk nilai nilai IPK 4,0 itu sudah banyak saat ini. Karena itu ada korilasi grafik antara masa studi dengan IPK, jadi bagi siapa yang bisa menempuh masa studi pendek artinya IPK nya pasti tinggi. Kenapa, karena mengambil mata kuliah tinggi itu ada syarat yaitu IPK nya harus lebih dari 3,” pungkasnya. (Putra)