Griya Literasi

Palembang Independen – Gubernur Sumsel H. Herman Deru didampingi Bupati OKU Timur Ir. H. Lanosin menghadiri Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 bersama masyarakat Banjar Adat Eka Buana Sari, Desa Burnai Jaya Kecamatan Semendawai Timur, Minggu (12/3) siang.

Tak hanya menyampaikan ucapan selamat merayakan Hari Raya Nyepi, dalam kesempatan itu Gubernur Sumsel H. Herman Deru berharap di tahun baru ini dapat membawa kedamaian, kebahagiaan, kesejahteraan dan keberuntungan bagi semua.

Ia juga mengatakan Hari Raya Nyepi ini juga menjadi momentum yang tepat untuk melakukan intropeksi, transformasi diri menuju masa depan yang lebih baik dan bermakna.

Lebih jauh Ia mengatakan bahwa Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 tentu memiliki multi arti dan makna baik dari aspek agama, sosial budaya maupun astronomis yang sangat berarti bagi umat Hindu dalam membangun kehiduoan yang lebuh sejahtera.

“Karenanya ini waktu yang tepat untuk kito introspeksi, refleksi sekaligus evaluasi,” jelasnya.

Pada kesempatan itu Gubernur HD juga mengatakan bahwa perayaan ini dapat juga digunakan untuk membangun kebersamaan dalam kehidupan beragama yang harmonis serta penuh ikatan persaudaraan satu sama lainnya.

“Kita harus menggunakan setiap momentum untuk memperkokoh dan menyuburkan kebersamaan di antara sesama masyarakat. Karena kebersamaan ini adalah kunci  yang harus kita pegang teguh untuk membangun kebersamaan ke arah yang lebih baik,” jelasnya.

Meskipun tidak mudah, namun menurut HD tidak ada alasan bagi semua untuk tidak terus berupaya  dan bekerja keras untuk mewujudkannya.

Sementara itu Sekretaris Adat Eka Buana Sari Putu Ariana mengatakan kehadiran Gubernur Sumsel H. Herman Deru pada perayaan Nyepi Tahun Saka 1945 menjadi kebahagiaan tersendiri bagi warga

Dikatakannya bahwa Hari Raya Nyepi adalah waktu bagi umat Hindu menyepikan diri untuk menahan hawa nafsu dan mendekatkan diri pada sang pencipta.

Dalam Nyepi, umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian yaitu pati geni (tidak menyalakan api), pati karya (menghentikan segala pekerjaan), pati lelungan (tidak bepergian), dan pati lelanguan (tidak bersenang-senang). Dalam berdiam diri di rumah, mereka merenungkan kembali apa yang telah mereka lakukan selama dan melakukan introspeksi.

Dalam kesempatan itu Putu Ariana  tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk meminta arahan dan bantuan kepada Gubernur Herman Deru terkait pengembangan pura di Banjar Adat Eka Buana agar umat Hindu di semakin nyaman beribadah.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua KORMI Sumsel, Bupati OKU Timur Ir. H. Lanosin Hamzah ST, Wakil Bupati OKUT H.M.Adi Nugraha Purna Yudha, Anggota DPRD Kabupaten OKUT Warsito dan sejumlah Forkopimda Pemkab OKUT. (Ril)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *