Palembang Independen – Salah satu hasil rekomendasi Musyawarah Pimpinan Nasional Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di UIN Tulung Agung yakni perumusan paradigma gerakan, tentang sikap PMII dalam melihat fenomena perubahan sosial. Di banyak persoalan berkenaan dengan sosial, ekonomi, politik dan budaya, PMII mengalami kegamangan dalam bersikap.
Sebagaimana diungkapkan wakil sekretaris kaderisasi nasional PB PMII Ragil Setyo Cahyono mengatakan bahwa penentuan sikap organisasi penting dirumuskan kembali agar keberpihakan PMII jelas dan terkonsolidir ke tiap tingkatan struktur, dari pusat sampai daerah.
“Paradigma yang masih dipakai sebagai cara pandang melihat fenomena perlu dikaji ulang, sesuai dengan perubahan sistem sosial saat ini. Ia menilai, PMII seringkali terjebak pada hubungannya dengan alumni yang berada pada lembaga pemerintahan maupun swasta. Padahal, keberpihakan PMII terhadap rakyat itu harga mati,” jelasnya kepada media (24/11).
Mahasiswa Magister Universitas Indonesia itu menambahkan, bahwa posisi dan arah perjuangan PMII saat ini membutuhkan pembacaan kritis atas kondisi sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia. Hal ini penting guna melihat medan perang yang akan dihadapi. Ketika PMII tuntas membaca kondisi objektif yang terjadi, penentuan posisi dan arah perjuangan ke depan akan mudah dilakukan. Variabel yang dapat dibaca salah satunya ialah hubungan negara dan masyarakat sipil.
Lanjutnya, Dua hal itu bisa dikatakan menjadi suatu yang vital, mengingat PMII adalah organisasi yang berada di antara dua elemen ini. PMII bukan bagian dari negara dalam artian pemerintahan. Dan PMII menjadi organisasi gerakan sosial yang masuk bagian kelompok masyarakat sipil. Untuk itu, pembacaan atas pola relasi antara negara dan masyarakat sipil menjadi unsur penting.
“Memang, sudah saatnya agenda menuntaskan naskah paradigma dilakukan serta dikonsolidasikan. Mengingat, kondisi kader PMII, seringkali mengalami kebingungan dalam menyusun dan merumuskan gerakan atau bahkan buruknya mengalami kebingungan dalam merespon persoalan-persoalan sosial. Agenda rekomendasi mengenai perubahan paradigma gerakan, merupakan bentuk ikhtiar PB PMII untuk menyelesaikan persoalan kebingungan kader dalam merespon dinamika sosial,” tambahnya.
Diketahui, perumusan paradigma gerakan ini nantinya akan melalui beberapa tahapan, diantaranya membentuk tim perumus yang akan disahkan oleh PB PMII, kemudian merumuskan naskah, dan menggelar simposium dengan mengundang para pakar, akhirnya akan diusulkan pada kongres PMII mendatang.