Palembang Independen – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel berkolaborasi melibatkan para pelajar guna mengendalikan inflasi daerah dengan memasifkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) Goes to School. Hal ini diungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Agus Fatoni yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) S.A Supriono saat membuka kegiatan Training of Trainers (ToT) Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) Goes to School Awards 2024 di Hotel Zuri, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (28/5/2024).
Supriono mengatakan saat ini Pemprov Sumsel belum memiliki wadah khusus untuk mendidik calon petani milenial. Oleh karena itu, menurutnya sekolah mampu menciptakan petani milenial di masa depan.
“Bisnis pertanian itu belum merambah sampai usia muda, ini berbeda dengan di pulau Jawa yang telah menjadi budaya,” kata Supriono.
Oleh karena itu, Supriono mendorong sekolah-sekolah untuk bersinergi dalam menyiapkan lulusan terbaik. Terlebih pada tahun 2045 mendatang penduduk Indonesia akan menjadi nomor empat terbesar di dunia sehingga tantangan yang ditimbulkan pun akan semakin banyak terutama dalam pemenuhan pangan.
“Di masa mendatang akan ada dua krisis dunia yang menyebabkan ekonomi terguncang yaitu krisis pangan dan krisis energi. Maka dari itu sejak dini kita harus siapkan generasi yang bisa menciptakan pangan sehat dan banyak serta energi yang tak terbatas,” jelasnya.
Supriono mengatakan mulanya GSMP dikenalkan pada tahun 2021 bertujuan mengubah pola pikir masyarakat dari sekedar pembeli menjadi produsen. Hal ini diharapkan komiditi yang kerap memicu inflasi dapat ditanam sendiri di pekarangan rumah.
“Selama ini inflasi di Sumsel berkutat dengan komoditas seperti cabai, bawang merah selalu itu. Padahal itu bisa kita tanam sendiri,” ucapnya.
Sejak diluncurkan pada tahun 2021 di Kabupaten Lahat, Pemprov Sumsel secara masif mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan dan pekarangan ditanami kebutuhan pokok sehari-hari. Bahkan, melalui program GSMP ini masyarakat juga diajak untuk dapat beternak ayam, ikan dan lain-lain.
“Dengan mengubah mindset seperti ini diharapkan masyarakat tidak lagi ketergantungan memenuhi kebutuhannya dengan suplai dari daerah lain,” ujar Supriono.
Melalui kegiatan ini, Sekda Sumsel S. A. Supriono juga berkesempatan menyerahkan bantuan bibit dan benih cabai secara simbolis kepada sejumlah perwakilan sekolah di Sumsel.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel M. Latief mengatakan inflasi Sumsel bulan April tercatat sebesar 3,12 persen (year on year) lebih tinggi dari nasional. Salah satu yang sering memberikan sumbangan inflasi ini adalah cabai sehingga perlu diwaspadai TPID. Sejalan dengan hal tersebut, BI Perwakilan Sumsel bersinergi mendukung Pemprov dalam Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).
“TOT ini merupakan tindaklanjut launching GSMP Goes to School. Dimana guru dapat mendampingi siswa dalam membudidayakan benih cabai yang kami berikan pada 140 sekolah se Sumsel,” jelasnya.
Untuk memacu semangat Kepala Sekolah, penyuluh pertanian dan para siswa, pihaknya akan memberikan penghargaan dalam program GSMP Goes to School Award. Dimana kegiatan tersebut akan diisi berbagai materi baik dari Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP), Dinas Pertanian dan beberapa narasumber lainnya. (Ril)