Palembang Independen – Menjelang musim kemarau tiba, terdapat banyak wilayah yang harus dimitigasi. Selain itu pula perlu dilakukan tindakan preventif, minimal mengetahui karakteristik wilayah.
Gubernur Sumsel H Herman Deru melalii Sekda Sumsel SA Supriono menginstruksikan kepada semua pihak melakukan sinergi pentahelix penanggulangan bencana.
Hal ini diungkapkan Supriono saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Penanggulangan Bencana (PB) tahun 2023 dengan tema Penguatan Resiliensi Berkelanjutan Dalam Menghadapi Bencana di Sumsel, bertempat di hotel Novotel, Rabu (08/3) pagi.
“Sinergi pentahelix yang melibatkan semua pihak harus dilakukan. Penanggulangan bencana tidak bisa hanya dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi saja. Jika semua elemen bersatu padu maka bencana dapat ditanggulangi dengan cepat,” kata Supriono.
Terlebih lagi berdasarkan perkiraan BMKG, pada tahun 2023 ini akan berlangsung musim kemarau kering menjelang musim kemarau 5 tahunan dan 10 tahunan di mana rawan terjadi kebakaran (rumah) dan kebakaran hutan dan lahan (karhutlah).
“Saya harap dari rakor ini bencana meteorologi dan bencana kekeringan bisa diantisipasi, dan ada antisipasi dari pemerintah kabupaten/kota bersama pemangku kebijakan dan elemen masyarakat,” ucap Supriono.
Menurutnya di Sumsel ada 3 kabupaten yang potensi terjadinya karhutla yaitu kabupaten OKI, Banyuasin, dan Musi Banyuasin. Sedangkan daerah rawan banjir adalah Muratara, Lahat, Pagaralam, dan Palembang.
Daerah-daerah tersebut jelas Supriono merupakan daerah yang perlu dimitigasi sehingga masyarakat bisa waspada. Tak hanya memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat, hal lain yang dinilai Supriono tak kalah penting yakni adanya zona latihan untuk persiapan penanggulangan bencana, sebab bencana dapat terjadi kapan saja sehingga apabila masyarakat telah memperoleh infomasi yang memadai dan pelatihan simulasi bencana, dampaknya dapat diminimalisir sedemikian rupa.
“Beri edukasi kepada masyarakat baik berupa sangsi bagi yang melanggar, ataupun penghargaan. Segera bentuk pula tim aksi penanggulangan bencana, jangan menunggu bencana datang, barulah tim dibentuk,” tandas Supriono.
Sementara Kepala BPBD Sumsel, H Iriansyah mengatakan Sumsel merupakan salah satu wilayah yang rawan bencana, seperti banjir bandang, angin puting beliung, kebakaran, dan karhutlah. Bencana tak dapat dielakkan begitu saja, dan harus diupayakan salah satunya dengan pencegahan dan kesiapsiagaan bencana.
Oleh sebab itu, pihaknya menyelenggarakan Rakorda PB tahun 2023 yang bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan, tantangan sekaligus menyusun perumusan rencana aksi.
“Peserta rakorda ini diikuti oleh stakeholder dan forkopimda terkait dan berlangsung selama 1 hari, sebagai optimalisasi penanggulangan bencana,” terangnya.
Iriansyah menyebutkan pihaknya terus berupaya memberikan informasi tentang pencegahan bencana kepada anak didik mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. (Ril)