Palembang Independen – Gubernur Sumsel H. Herman Deru mengapresiasi capaian penurunan angka stunting yang sangat signifikan di Kabupaten Muaraenim. Iapun berharap hal ini dapat dicontoh kabupaten/kota lainnya di Sumsel.
Pernyataan itu diungkapkannya saat menghadiri sidang paripurna istimewa ke-VI DPRD Kabupaten Muaraenim dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Muaraenim ke-76 di Gedung DPRD Kabupaten Muaraenim Senin (21/11) pagi.
Menurut Bapak Pembangunan tersebut, dari data yang dibacakan Pj Bupati Muaraenim, dapat diketahui bahwa berbagai capaian yang dilakukan Pemkab begitu baik. Dimana progres dari rencana pembangunan dari berbagai rezim pemerintahan rata-rata meninggalkan raport yang baik.
“Bahkan ada angka yang sangat signifikan yakni penurunan angka stunting yang drastis. Dan kita ketahui stunting adalah sebuah masalah yang harus kita hadapi bersama saat ini,” jelas Herman Deru.
Menurut Herman Deru pengurangan angka stunting memang menjadi salah satu fokus perhatian Pemprov Sumsel saat ini karena hal ini akan berkaitan erat dengan generasi yang akan meneruskan pembangunan di Sumsel dan negara Indonesia.
Angka stunting ini kata Herman Deru harus terus ditekan agar generasi penerus bangsa yang dilahirkan merupakan anak yang sehat. Maka salah satu caranya adalah dengan memupuk semangat untuk mengurangi angka stunting ini.
“Saya apresiasi sekali penurunan angka stuntingnya yang drastis. Begitu juga grafik yang lain seperti pertumbuhan ekonomi dan lainnya. Ini artinya apa yang direncanakan terlaksana begitu stabil dan tereksekusi dengan baik,” tuturnya.
Lebih jauh Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan bahwa keberhasilan ini tentunya tak lepas dari sinergitas yang dibangun oleh Pemkab dan stakeholder.
“Karena sinergitas dan solidnya hubungan semua pihak inilah yang membuat Muaraenim menjadi kabupaten terpandang dan berprestasi,” imbuhnya.
Selain soliditas dan sinergitas Ia juga berpesan agar Pemkab Muaraenim menjaga keseimbangan pembangunan fisik dan non fisik, termasuk salah satunya adalah pendidikan dan syiar agama Islam yang harus lebih dimasifkan.
“Kita bisa masifkan progam 1 desa 1 rumah tahfidz. Tidak harus membangun rumah fisik tapi buat dulu kegiatan belajar memgajarnya sebab kita sudah ada raportnya. Karena berkat program ini juga Sumsel bisa kembali masuk peringkat 10 besar dalam ajang MTQ Nasional setelah 16 tahun tidak pernah berada dalam peringkat 10 besar. Kita sekarang malah peringkat 8 besar nilainya sama dengan Aceh yang terkenal sebagai daerah Serambi Mekah,” paparnya.
Iapun mendorong Pemkab untuk memasifkan keberadaan rumah-rumah tahfidz di titik-titik yang baru. Serta mengingatkan Bupati/Wako untuk membangun kegiatan belajar mengajar Al Qur’an termasuk di Dinas Pendidikan untuk terus menyemarakkan Al Quran di Sumsel dan mewujudkan Sumsel yang religius.
Dalam kesempatan itu Ia juga tak lupa terus mensosialisasikan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) kepada Bupati, Pimpinan DPRD dan masyarakat Muaraenim.
Menurutnya GSMP harus dapat dikenalkan ke masyarakat sehingga dapat mengubah mindset mereka dari sebelumnya sebagai pembeli menjadi penghasil. Sebab dengan GSMP pula Sumsel berhasil masuk dalam 10 besar provinsi yang berhasil mengendali inflasi terbaik di Indonesia.
Menurutnya hal ini bukan hanya semata-mata mengejar penghargaan tapi Ia ingin masyarakat punya daya beli dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui progeam GSMP.
Saat ini menurutnya di tengah kekhawatiran krisis pangan tingkat dunia, Sumsel justru bisa membagikan pangan ke daerah lain bahkan diakui Menteri Pertanian.
“Karena itu semua tokoh masyarakat, untuk terus menyuarakan pada ibu-ibu rumah tangga agar gencar menanam kebutuhan sehari-hari seperti cabai, bawang bahkan memelihara ikan dan ternak. (Ril)