Griya Literasi

Dalam kesempatan ini, Supriono berterima kasih kepada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Republik Indonesia (RI) atas kontribusinya terhadap pembangunan di Kawasan Transmigrasi di Provinsi Sumsel yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan bagi transmigran.

Palembang Independen – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) S.A. Supriono menghadiri Pelantikan Pengurus Paguyuban Mahasiswa Anak Transmigrasi (PMAT) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang sekaligus Dies Natalis dan Refleksi Transmigrasi di Sumsel periode 2024-2025. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Perpustakaan Kampus B UIN Raden Fatah, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (30/5/2024).

Dalam kesempatan ini, Supriono berterima kasih kepada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Republik Indonesia (RI) atas kontribusinya terhadap pembangunan di Kawasan Transmigrasi di Provinsi Sumsel yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan bagi transmigran.

“Pada tahun 2045 penduduk Indonesia akan naik menjadi 375 juta, orang menyebutnya bonus demografi, apakah bonus itu akan menjadi hadiah atau menjadi beban. 20 tahun itu bukan waktu yang panjang untuk satu generasi, jika kita salah menatanya, maka kita akan terjebak pada posisi yang sulit untuk penyediaan pangan dan energi,” ungkapnya

Supriono mengakui pengaruh global yang begitu besar, membuat masyarakat akan bersaing dengan daerah sendiri, baik itu dari sektor produksi maupun tenaga kerja.

“Persoalan ini yang akan dihadapi generasi penerus ini. Jadi adik-adik mahasiswa, kalian akan menjadi tulang punggung pemerintah dimasa yang akan datang. Dalam kurun waktu 2 atau 3 dasawarsa yang akan datang transmigrasi itu akan berhadapan dengan situasi kekurangan lahan,” ucapnya.

Supriono mengatakan partisipasi generasi muda dalam bidang pertanian terus menurun, termasuk di daerah transmigran. Sejumlah penyebabnya dikarenakan pertanian dianggap tidak mampu menopang masa depan, akses lahan dan modal yang terbatas dan minimnya berbagai dukungan lain bagi generasi muda.

“Kita harus mampu mengolah pikir  bagaimana lahan yang kecil ini bisa dimanfaatkan untuk hidup,” imbuhnya.

Saat ini dibutuhkan petani milenial yang mempunyai visi kedepan sehingga mampu memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah. Sebab sebanyak 60% lebih penduduk di Sumsel ini merupakan wilayah transmigrasi.

“Bisa dibayangkan untuk luasan yang diolah, sebagai pembina transmigrasi hanya satu kebahagiaan bagi kami, yakni ketika kalian bisa tampil baik itu sebagai pengusaha, pimpinan daerah apalagi jadi menteri transmigrasi,” tandasnya.

Turut hadir dalam kesempatan itu, di antaranya Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Danton Ginthing Munthe, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Sigit Mustofa Nurudin dan Direktur Pembangunan Kawasan Transmigrasi Nirwan Ahmad Helmi. (Ril)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *