Griya Literasi

Palembang Independen – Pemerintah Provinsi(Pemprov) Sumatera Selatan dan Satker PJN wilayah III Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat(PUPR) rencanakan akan memasang lift di Jembatan Ampera mendapatkan perhatian khusus dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang.

“Tidak ada kajian aka akademis, kalau beban Jembatan Ampera sudah terlalu berat tapi malah ditambahi lift. Pemasangan lift itu menurutnya akan semakin menambah beban Jembatan Ampera,”ujar Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang Retno Purwati saat dihubungi via telephone, Minggu(13/11).

Terlebih, aktivitas naik turun lift, akan ada getarannya dan mengganggu struktur jembatan dan pondasinya. Retno mengungkapkan, instansi terkait tidak pernah mengajak pihaknya diskusi atau rapat membahas pemasangan lift tersebut di Jembatan Ampera.

“Alasan utama untuk menolak pemasangannya justru terkait, kemungkinan kerusakan keaslian struktur, kerusakan keaslian arsitektur, merusak citra sebagai bangunan landmark kota, gangguan lalu lintas & kebutuhan parkir tidak terpenuhi,”Tegasnya.

Sementara, peneliti dari BRINT Sumsel, Wahyu Rizky Andhifani mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan pemasangan lift di Jembatan Ampera karena akan menjadi beban baru bagi Jembatan.

“Fungsinya untuk apa lift itu, kalau mau dibuat seperti itu harus ada kajiannya, bagaimana dari sisi arsiteknya, beban ini sanggup tidak,”Kata dia. Permasalahan ini kata dia, telah disampaikan pihaknya ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumatera Selatan. (Ali)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *