Palembang Independen – Penggunaan media komunikasi merupakan kebutuhan pokok bagi individu, kelompok, maupun organisasi. Pada saat ini, peranan handphone sudah menjadi kebutuhan primer bagi tiap orang. Penggunaan smartphone memiliki pengaruh positif, namun dari banyak sumber menjelaskan jika penggunaannya tidak dilakukan secara bijak dan selektif justru efek yang ditimbulkan terhadap penggunanya sangat besar. Diantara efek negatif tersebut yakni: fenomena penurunan kemampuan bersosialiasi, mengalami penurunan konsentrasi, mempengaruhi gaya hidup, handphone dijadikan sarana berbuat curang, dan lain sebagainya.
Diakui atau tidak, selama ini dalam keseharian dimanapun berada kita aktif berselancar dan berasyik masyuk dengan smartphone, mengutak atik mencari hiburan atau hanya sekedar melakukan scroll dan scroll konten media sosial. Tindakan ini merupakan sikap mubazir, tidak produktif dan membuang buang waktu. Efek terburuk adalah ketika pengguna sudah merasa sangat nyaman berlama lama dengan smartphonenya, maka akan menimbulkan kemalasan beribadah dan ketidak perdulian dengan lingkungan sekitar.
Sudah umum jika selama Ramadan untuk mengisi kekosongan aktivitas, sebagian besar umat muslim cenderung banyak menghabiskan waktu berselancar di internet. Biasanya mereka mencari berbagai informasi atau berbagai konten yang berkaitan dengan agama. Tidaklah heran jika kata kunci pencarian tentang puasa, doa-doa, jadwal shalat, zakat, kuliah tujuh menit alias kultum, hingga menu atau resep untuk berbuka dan sahur kerap meningkat selama Ramadan.
Di bulan Ramadhan ini, umat Islam tentu ingin memanfaatkan bulan suci yang ditunggu-tunggu ini untuk memaksimalkan ibadah. Jangan sampai justru membuat durasi dan aktivitas beribadah di bulan Ramadhan terkurangi atau tidak sempat ditunaikan. Contoh yang paling ringan saja, kita dianjurkan untuk berdoa saat menjelang berbuka dan makan sahur karena itu merupakan waktu yang baik utk dikabulkan doa-doa kita. Sayangnya seringkali karena kita terlalu asyik dengan smartphone, ibadah tersebut terlupakan. Begitu juga dengan ibadah-ibadah sunah lainnya, seperti zikir, tarawih, beriktikaf, dan membaca alquran dan ibadah lainnya.
Lantas, bagaimana cara bijak yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi dampak negatif dari penggunaan smartphone terhadap ibadah di bulan Ramadhan ini? Melalui smartphone, kita bisa mengunduh beberapa aplikasi bernuansa islami. Ada banyak fitur-fitur yang ditawarkan sebagai pilihan, Kita bisa menikmati ceramah agama dalam bentuk video dari ustaz-ustaz di tanah air. Topik ceramahnya pun cukup lengkap, tak hanya tentang puasa dan Ramadan, tetapi juga tentang Alquran, sifat-sifat Islami dan lain sebagainya. Selain itu kita juga dapat melihat artikel-artikel islam, video studi Islam, kajian-kajian ilmu fikih yang dirancang menarik dari ranah visual dan audio selain itu menawarkan serial yang menceritakan kisah para Nabi yang terinspirasi oleh Al-Qur’an. Keberadaan aplikasi Islam ini bertujuan untuk beribadah dan mendekatkan diri dengan Allah SWT dan ini membantu mengoptimalkan ibadah seperti membaca Alquran digital dengan mudah sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Bentuk ibadah lainnya yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan smartphone yakni berzikir. zikir merupakan sarana utama yang bisa menentramkan hati kita. Selain sangat berguna untuk diri kita, lebih dari itu zikir adalah salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah. Lebih dari itu, keutamaan zikir yaitu selalu diingat oleh Allah, Surat Al-Baqarah ayat 152 yang artinya: “Maka ingatlah kepadaKu, maka Aku pun akan mengingatmu. Bersyukurlah kepadaKu, janganlah ingkar kepadaKu”.
Dikutip dari jurnal Ushuluddin International Student Conference, dzikir dapat digunakan sebagai media terapi kesehatan mental bagi mahasiswa yang mengalami tingkat stres tinggi akibat tekanan mengerjakan tugas akhir. Dalam aktivitas menjalani kehidupan, ada banyak hal yang membuat kita lupa akan mengingat Allah, karena itu, di bulan yang suci ini sebaiknya kita manfaatkan untuk semakin mengingat sang pencipta melalui smartphone yang selalu dalam genggaman.
Selain menambah ilmu dengan kajian-kajian dan informasi terkait agama, ada baiknya juga jika kita ingin memanjakan diri sambil mendengarkan musik-musik religi melalui platform streaming music yang menawarkan beragam lagu bernuansa religi. Dari aspek psikologis, musik religi mempunyai banyak sekali manfaat diantaranya: menurunkan tingkat kecemasan, membantu melepaskan emosi, musik yang baik dapat digunakan untuk membantu atau mengiringi penyembuhan serta menstimulasi kreatifitas, sensitifitas, dan pemikiran. Jurnal Health Information menjelaskan bahwa terapi musik religi merupakan intervensi pelengkap non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, hal ini juga didukung dari hasil penelitian Muhsinah yang menunjukkkan bahwa musik religi efektif dalam menghilangkan rasa nyeri pada pasien. Selain itu, musik melalui pendekatan spiritual mengubah pengalaman yang tidak menyenangkan menjadi pengalaman bermakna. Jadi selain melakukan aktivitas bernilai ibadah pada bulan Ramadhan, kita juga “mengisi” kepala dengan berbagai konten dan informasi yang bermanfaat, ini bermanfaat meningkatkan mood dengan alunan lagu yang menyejukkan, apalagi dilakukan saat ngabuburit.
Penulis: Dr. Amilda, M.A
Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan UIN Raden Fatah