Griya Literasi

Palembang Independen — Momentum ASEAN Dengue Day yang diperingati setiap 15 Juni menjadi pengingat akan ancaman serius Demam Berdarah Dengue (DBD). Menanggapi hal tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta (IDAI JAYA) bersama PT Takeda Innovative Medicines menggelar Indonesia Dengue Summit (IDS) perdana pada hari ini (23/6).

Acara bertema “One Nation, One Fight for One Purpose” ini menjadi wadah peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan edukasi masyarakat seputar DBD. IDS bertujuan memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan, termasuk tenaga kesehatan, sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat, dalam melawan DBD di Indonesia.

“Indonesia Dengue Summit merupakan bentuk nyata kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama, yaitu ‘Nol Kematian Akibat Dengue pada Tahun 2030’,” ujar Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan DBD sebagai ancaman kesehatan global serius. Kasus DBD melonjak dari 505.430 kasus di tahun 2000 menjadi 5,2 juta kasus pada 2019. Di Indonesia sendiri, hingga minggu ke-23 tahun 2024, Kementerian Kesehatan mencatat 131.501 kasus DBD dengan 799 kematian. Angka ini melampaui total kasus sepanjang tahun 2023.

“Meskipun berbagai upaya pengendalian DBD telah dilakukan, termasuk Gerakan 3M Plus dan teknologi nyamuk ber-Wolbachia, kasus DBD di Indonesia masih meningkat. Dibutuhkan pendekatan inovatif, termasuk vaksinasi,” ungkap dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI.

Prof. Dr. dr. Rismala Dewi, Sp.A(K), Ketua IDAI JAYA, menyoroti pentingnya pencegahan DBD terintegrasi. “IDAI merekomendasikan imunisasi DBD untuk anak usia 6-18 tahun. Imunisasi tidak hanya melindungi kelompok rentan, tetapi juga menekan risiko kematian akibat DBD.”

Senada dengan Prof. Rismala, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), menegaskan pentingnya edukasi masyarakat mengenai DBD.

“Masih banyak miskonsepsi tentang DBD. Infeksi satu serotipe virus dengue tidak membuat seseorang kebal terhadap tiga serotipe lainnya. Infeksi berulang justru berpotensi lebih parah. Vaksinasi menjadi salah satu solusi untuk mencegah keparahan DBD,” jelas Prof. Sri.

Indonesia Dengue Summit dihadiri lebih dari 3.000 tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia. Acara ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesiapan tenaga kesehatan dalam menangani DBD.

“Takeda berkomitmen mendukung pemerintah mencapai target ‘Nol Kematian Akibat Dengue pada Tahun 2030’. Kami mendukung edukasi tenaga kesehatan dan mewujudkan program imunisasi nasional di masa depan,” pungkas Andreas. (ril)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *